Senin, 30 Mei 2011

J-Rocks

J-Rocks adalah band dari Jakarta yang berdiri pada 9 November 2003 dengan personil Iman (vokal, gitar), Sony (gitar), Wima (bass), dan Anton (drum). Aliran band ini adalah Japanese pop/rock.
Awalnya band ini bernama J-Rockstars. Penambahan huruf "J" di depan kata Rockstar adalah dengan alasan J bisa berarti Jepang (karena mereka memainkan Japanese pop/rock music), Jakarta karena mereka berasal dari Jakarta, serta 'Jujur' yaitu memainkan musik yang benar-bener mereka sukai. Nama J-Rockstars akhirnya disingkat menjadi J-Rocks, dan nama J-Rockstars menjadi istilah untuk penggemar J-Rocks (biasa disingkat JRS). Sejak tahun 2008, J-Rocks mulai mengenakam kostum batik dengan desain modern namum tetap dengan dandanan ala Harajuku, dan mempromosikan batik kepada kawula muda.

Sejarah J-Rocks

Awal Karier


J-Rocks
Awal 2004, J-Rocks menjuarai festival musik Nescafe Get Started 2004 yang disponsori oleh Nescafe, Trans TV, dan Aquarius Musikindo. Masing-masing personil meraih best vocalist, best guitarist, best bassist, dan best drummer. Mereka berhasil menjuarai festival tersebut dan berkesempatan membuat album kompilasi Nescafe Get Started yang merupakan awal bentuk kerjasama mereka dengan Aquarius Musikindo. Mereka akhirnya berhasil meluncurkan album perdana nya yang bertajuk "Topeng Sahabat" dengan label Aquarius pada pertengahan tahun 2005 dan mengisi dua lagu di album OST Dealova yaitu "Serba Salah" dan "Into The Silent".
Band ini semakin dikenal sejak munculnya album kedua Spirit, J-Rocks memainkan bermacam-macam beat dan aliran musik seperti Rock'n Roll (Juwita Hati), Waltz / Victorian (Tersesal), Symphonic Metal (Aku Harus Bisa), blues, klasik, dan lain sebagainya.
Pada lagu berjudul "Kau Curi Lagi" mereka berkolaborasi gitaris wanita, Prisa Rianzi dan pada lagu "Juwita Hati" mereka membuat video klip di Jepang yang digarap oleh Hedy Suryawan. Shalvynne Chang, Sato & Boppy berperan sebagai fans yang mengejar idolanya sampai ke Jepang . Tidak tanggung-tanggung, beberapa kawasan di Jepang termasuk Shibuya & Harajuku dijadikan lokasi syuting Video Clip. Konsep yang menarik membuat Video Klip ini populer di Indonesia.

Rekaman di Studio Legendaris Abbey Road


J-Rocks di Abbey Road Studio
J-Rocks mengukir sejarah sebagai band Indonesia pertama yang rekaman di studio legendaris Abbey Road, di Inggris. Proses rekaman dan mixing lagu-lagu terbaru mereka dilakukan selama lima hari dari tanggal 12 sampai 16 Oktober 2008. Di studio Abbey Road mereka ditangani oleh Chris Butler, seorang sound engineer ternama.
Proses rekaman untuk ketiga lagu J-Rocks hanya membutuhkan waktu selama dua hari. Di hari ke-3, Christ melakukan proses final mixing untuk lagu-lagu itu. Sambil menunggu, J-Rocks membuat video clip untuk lagu Falling in Love dan berfoto di zebra cross legendaris Abbey Road dengan mengenakan batik yang sudah mereka persiapkan dari Jakarta. Hasilnya J-Rocks merilis album ke-3, berupa mini album bertajuk "Road to Abbey", dengan cover bergambar J-Rocks menyebrangi zebracross Abbey Road ala The Beatles. Berisi 4 lagu dan 1 instrumental.
Kesempatan berharga ini diperoleh J-Rocks karena memenangkan ajang "A Mild Live Soundrenaline 2008". J-Rocks terpilih sebagai band terbaik di ajang tersebut karena mampu tampil sesuai dengan tema "Free Your Voice" dan berhasil membawa topik "Save Our Music and Culture". Rekaman di Abbey Road Studios diharapkan bisa menjadi pintu gerbang go internasional.
Abbey Road Studios didirikan pada November 1931 oleh EMI di "London". Sejumlah musisi tersohor pernah merekam lagu mereka di studio itu, seperti The Beatles, Green Day, Muse, Oasis, Radiohead, Red Hot Chili Peppers, U2 bahkan Michael Jackson.

SMK Negeri 36 Jakarta

SMK Negeri 36 Jakarta merupakan sebuah sekolah menengah kejuruan unggulan di Indonesia khususnya di DKI Jakarta dalam bidang Kelautan/Pelayaran. Sekolah ini juga dikenal sebagai sekolah dengan disiplin yang tinggi karena menerapkan disiplin ala semi militer. SMK ini terletak di Jalan Baru Kosambi III, Cilincing, Jakarta Utara, Indonesia. SMKN 36 Jakarta biasa juga disebut dengan "KYU". Disebut "KYU" karena dahulu SMK Negeri 36 Jakarta bernama STM Negeri 9 yang diambil dalam bahasa Jepang. Dan hingga saat ini masih dikenal dengan "KYU" karena 3+6=9.

Program Keahlian

  • Agribisnis Perikanan (AP)
  • Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI)
  • Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI)
  • Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
  • Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
  • Teknik Pemesinan (TP)
  • Teknik Alat Berat (TAB)

 Sarana dan Prasarana

  • Masjid Al-Istiqomah SMKN 36
  • Moving Class
  • Ruang Auditorium (Aula)
  • Ruang Kepala Sekolah
  • Ruang Komite Sekolah
  • Ruang Kesiswaan
  • Ruang Guru
  • Ruang Staff
  • Ruang Meeting
  • Ruang Diskusi/Gambar
  • Ruang OSIS
  • Ruang Tata Usaha (TU)
  • Ruang Bimbingan Konseling (BK)
  • Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
  • Ruang Fitness
  • Ruang Musik/Band
  • Laboratorium Komputer (KKPI)
  • Perpustakaan dengan 4 unit komputer
  • Lapangan Utama
  • Lapangan Futsal
  • Kantin Sekolah
  • Koperasi Sekolah
  • Pos Satpam
  • Area Parkir
  • WC Kepsek, Guru, dan Siswa-siswi
  • Free Hotspot Area
  • Laboratorium Komputer dan Jaringan (TKJ)
  • Ruang Perakitan Komputer/PC
  • Bengkel Otomotif, Alat Berat, dan Permesinan
  • Garasi
  • Ruang Navigasi (NKPI)
  • Laboratorium Budidaya Perikanan
  • Laboratorium Pengolahan Ikan
  • Ruang Foto Copy
  • 1 unit komputer (outdoor)
  • Telepon Umum
  • Gudang Taiko
  • Anjungan Navigasi
  • Alat-alat Olahraga
  • LCD Proyektor

Ekstrakurikuler

Firman Utina Sarankan Semua Pihak "Duduk Bersama"

Komite Normalisasi dinilai kapten timnas Indonesia memiliki kemampuan menyelesaikan kisruh...

Laporan Muhammad Alfhat dari Palembang

22 Mei 2011 22:15:00

Firman Utina, Indonesia (Getty Images)
Kisruh yang melanda PSSI membuat Kapten Timnas Indonesia Firman Utina angkat bicara. Dijumpai dalam acara doa bersama jelang laga melawan Chonburi FC pada ajang AFC Cup, di Palembang, Minggu, Gelandang Sriwijaya FC ini, menitipkan pesan kepada berbagai pihak yang bertikai untuk dapat "duduk bersama" dalam memecahkan permasalahan yang terjadi.

"Sebaiknya mereka yang bertikai dapat duduk bersama dan berpikir dengan kepala dingin demi kepentingan yang lebih besar. Jangan seperti kongres kemarin, semua ingin bicara dan tidak tahu lagi mana yang harus didengar," ujar Firman.

Menurut dia, Komite Normalisasi (KN) memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kisruh dalam PSSI, terlebih telah mendapat mandat dari FIFA.

"Dalam KN banyak orang-orang pintar yang lebih paham dan memiliki kemampuan. Sebaiknya, percayakan saja kepada KN untuk menyelesaikannya. Sementara, pihak-pihak lain sudah seharusnya memberikan dukungan kepada KN," ujar dia.

"Karena, siapapun yang nantinya terpilih menjadi ketua sudah selayaknya mendapat dukungan semua pihak. Yang terpenting  memiliki tekad kuat untuk memajukan sepak bola Indonesia," tambah dia.

Firman pun mengharapkan, keadaan ini tidak mempengaruhi para pesepakbola di Indonesia, terutama para pemain usia muda.

"Kita harus optimis menatap masa depan. Biar bagaimanapun yang terpenting dalam sepak bola adalah pemain. Artinya, kita harus menjadi pemimpin disini," ujar dia.

PSSI terancam terkena sanksi FIFA untuk tidak dapat menggikuti dan menggelar pertandingan internasional pasca gagalnya kongres di Jakarta, Jumat (25/5).

"Siapapun tentunya mengharapkan sanksi FIFA tidak diberikan kepada PSSI. Semoga saja dengan doa dan dukungan seluruh masyarakat Indonesia, KN dapat menyelesaikan permasalahan ini," kata pemain asal Manado ini.

Kapten Timnas: Ayo Selamatkan Sepakbola Indonesia

INILAH.COM, Palembang - Kapten Tim Nasional Indonesia Firman Utina berharap kisruh yang melanda Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) segera berakhir agar kelangsungan persepakbolaan nasional dapat terus dipertahankan.
"Kondisi seperti ini sangat tidak baik untuk persepakbolaan kita. Sebaiknya segera diselesaikan. Siapa pun yang nanti akan terpilih menjadi ketua PSSI akan kami dukung. Yang penting, memiliki keinginan kuat untuk memajukan sepakbola Indonesia," kata Firman, di Palembang, Senin (23/5/2011).
Menurut Firman, pihak yang berwenang menyelesaikan permasalahan itu adalah Komite Normalisasi (KN) yang merupakan bentukan Federasi Asosiasi Sepakbola Internasional (FIFA).
"Dalam Komite Normalisasi banyak orang-orang yang lebih pintar dan lebih tahu dibandingkan kami. Kami percayakan semuanya kepada mereka untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi ini," ujar gelandang Sriwijaya Football Club (SFC) itu.
Dia menilai kacau balaunya kongres PSSI di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Jumat (20/5/2011), itu akibat para pesertanya lebih mendahulukan kepentingan kelompok mereka sendiri.
"Sebaiknya semua pihak yang berkepentingan dapat duduk bersama. Permasalahan ini dapat dipecahkan dengan kepala dingin dan tidak secara emosi seperti saat kongres berlangsung," kata mantan pemain Persija Jakarta itu.
Ia berharap, kejadian pada Kongres PSSI tidak mempengaruhi mental para pesepakbola di Indonesia umumnya.
"Mudah-mudahan pemain sepak bola di seluruh Indonesia dapat tetap semangat mengapai cita-cita, dan tidak terpengaruh oleh permasalahan yang terjadi di tubuh PSSI ini. Biar bagaimana pun yang berperan penting dalam sepak bola adalah pemain," ujar dia lagi.
Kongres PSSI tersebut terpaksa dihentikan oleh ketua KN yang juga pemimpin kongres Agum Gumelar karena suasana sudah kacau balau akibat sekelompok besar peserta memaksakan kehendak mereka sendiri tanpa mematuhi kebijakan yang digariskan FIFA. Padahal FIFA sebagai induk organisasi sekaligus otoritas sepakbola sedunia jelas menggariskan kongres punya yang masuk kategori luar biasa itu punya agenda tunggal, yakni pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan sembilan anggota Komite Eksekutif PSSI 2011-2015.

Kena Sanksi FIFA, Regenerasi Pemain Terancam

JAKARTA – Persepakbolaan Indonesia akan mendapat banyak kerugian jika sampai terkena sanksi dari Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Kerugian paling besar, regenerasi bisa terganggu karena motivasi pemain muda akan jatuh. Kapten tim nasional (timnas) senior Indonesia Firman Utina menyatakan dampak sanksi akan lebih terasa bagi pemain muda.“Kasihan pada proses regenerasi yang saat ini tengah berkembang dengan baik. Cita-cita tinggi mereka mungkin lebih tinggi dari sekadar bermain untuk timnas Indonesia.

Karena dengan usia yang masih muda,mereka bisa memiliki cita-cita besar bermain di liga-liga internasional,” ungkap Firman kepada SINDO, kemarin. Ancaman sanksi FIFA muncul setelah Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (20/5),berakhir deadlock. Firman menyesalkan sekelompok pihak yang hanya mementingkan ego tanpa memikirkan dampak lanjutannya.“Saya sangat sedih kok bisa berakhir seperti itu. Mereka sepertinya hanya mementingkan ego masing- masing.Semuamasyarakat, termasuk kami para pemain, pasti sangat menyayangkan hal itu bisa terjadi,” tutur Firman.

Kerugian yang paling besar,ujar Firman,tentu adalah kesempatan bagi timnas Indonesia berlaga dalam ajang internasional. Ajang paling dekat bagi timnas senior adalah tampil pada kualifikasi Piala Dunia 2014 melawan Turkmenistan pada Juli mendatang.Pada laga pertama akan digelar di Ashgabat, 23 Juli, sementara leg kedua digelar di Jakarta pada 28 Juli.Jika sampai Indonesia terkena sanksi FIFA dan berlaku sampai Juli,pupus sudah asa untuk tampil di Piala Dunia 2014.

Sementara itu, timnas U-23 juga akan gagal tampil pada ajang SEA Games di Jakarta dan Palembang. Ironisnya, pada ajang ini Indonesia bertindak sebagai tuan rumah. “Semua program rencananya akan kami proses ulang dan terus melakukan proses komunikasi dengan manajer tim.” ”Semua rencana uji coba dengan klub-klub yang saya inginkan, sepertinya juga akan diproses lebih lanjut.

Apakah akan diteruskan atau diberhentikan,” ujar Rahmad Darmawan, pelatih timnas U-23,kepada SINDO. Sriwijaya FC(SFC) danPersipura Jayapura, dua klub yang berlaga di babak perdelapan besar Piala AFC, juga mengungkapkan kekecewaan mereka dengan ancaman sanksi dari FIFA. “Sebagai orang yang hidup dari sepak bola jelas saya kecewa sekali,apalagi ada ancaman dari FIFA mengenai skorsing buat PSSI,”ungkap pelatih Persipura Jacksen F Tiago.

Firman Utina Pentingkan Kelangsungan Karir

Firman sedih tidak bisa memperkuat Sriwijaya FC hingga akhir musim.

Laporan Muhammad Alfhat dari Palembang

21 Mei 2011 06:32:00

Rasa sedih menimpa Firman Utina karena dipastikan ia tidak dapat memperkuat Sriwijaya FC hingga akhir musim.

Penyakit hepatitis yang mendera pada pertengahan April lalu, memaksanya untuk beristirahat total selama tiga bulan atau hingga akhir Juli 2011. Sementara, kompetisi liga domestik diperkirakan akan berakhir pada Juni nanti.

Firman diwanti-wanti oleh tim dokter untuk konsentrasi dengan proses penyembuhan karena menyangkut kelangsungan karir sebagai pesepakbola.

"Saya sedih sekali karena tidak dapat memperkuat SFC hingga akhir musim. Apalagi, saat ini SFC berhasil menembus babak 16 besar Piala AFC. Saya diberitahu agar jangan coba-coba untuk melanggar larangan dokter, karena jika sampai organ hati kembali membengkak maka bisa berakibat fatal bagi karir sebagai pesepakbola," ujar pemain asal Manado ini.

Meskipun tidak dapat memperkuat tim, tapi Firman tetap memberikan dukungan moral kepada rekan-rekannya yang akan berlaga menghadapi Chonburi FC di Thailand, 25 Mei nanti.<script type="text/javascript" src="http://ad.doubleclick.net/adj/gna.id/level2;tile=3;sz=160x600;ord=505008?area=2l&pos=2&ord=505008"></script>

"Semoga teman-teman bisa bermain baik dan tampil penuh percaya diri menghadapi Chonburi meskipun tampil di kandang mereka," ujar dia.

Firman sempat absen memperkuat Sriwijaya FC karena mendapatkan cedera lutut saat membela Timnas pada ajang Piala AFF, akhir Desember 2011.

Setelah absen merumput kurang lebih selama tiga bulan, Firman akhirnya pulih pada pertengahan April, sehingga diturunkan kembali oleh pelatih Ivan Kolev.

Namun, karena terlalu memporsir tenaga untuk berlatih, akhirnya Firman terkena sakit hepatitis.
  
"Saya tidak boleh melakukan aktivitas apapun yang melelahkan, bahkan jogging tidak diizinkan. Untuk mengatasi bosan, biasanya saya jalan santai saja keliling komplek dekat rumah di Bekasi, Jakarta," ujar mantan pemain Persija ini

Firman Absen hingga Akhir Musim

PALEMBANG – Harapan pendukung Sriwijaya FC (SFC) segera menyaksikan lagi aksi Firman Utina tampaknya mengecil.Sebab,playmakerelegan milik klub berjuluk Laskar Wong Kito ini diharuskan beristirahat selama tiga bulan.


Jadi,hingga dua bulan ke depan, mantan pemain Persija Jakarta tersebut masih harus menjalani masa pemulihan. Firman sebelumnya harus melakoni jeda selama satu bulan sejak 18 April lalu. Sementara itu,sesuai jadwal Indonesia Super League (ISL) musim ini,kompetisi akan berakhir Juni mendatang.Dengan kondisi seperti ini,maka kemungkinan besar kreator serangan Laskar Wong Kito ini bakal absen hingga akhir musim. Mengetahui situasi tersebut,Firman sangat sedih dengan kenyataan yang menimpanya.Sebab,ayah dua anak ini sebenarnya ingin bisa kembali bermain dan membela SFC di sisa laga ISL.

Selain itu, Firman ingin merasakan atmosfer Piala AFC 2011 bersama SFC,terlebih kini klubnya menembus 16 besar. ”Sebenarnya kalau menurut perintah dokter,saya belum boleh melakukan aktivitas apa pun yang melelahkan.Sebab, kondisi saya dikhawatirkan akan lebih parah.Tapi,saya merasa bosan di rumah saja,”kata Firman. ’’Untuk saat ini,berhubung belum boleh joging,maka saya lebih memilih jalan santai saja keliling kompleks rumah di Bekasi.Tapi,kegiatan ini tentu tak bisa menutupi keinginan untuk kembali main,” kata pemain terbaik Piala AFF 2010 ini. Setelah cedera lututnya seusai membela timnas Indonesia di Piala AFF 2010 sembuh, Firman diserang penyakit hepatitis B.

Penyakit yang menyerangnya ini membutuhkan istirahat total.Eks pemain Pelita Jaya dan Persita Tangerang ini pun hampir setiap hari diingatkan dokter yang merawatnya untuk selalu jaga kondisi. Firman tak boleh memaksakan diri melakukan kegiatan yang melelahkan. Jika pemain kelahiran 15 Desember 1981 melanggar pantangan itu,risikonya akan membahayakan kariernya di lapangan hijau. ”Saya diberi tahu agar jangan coba-coba untuk melanggar larangan dokter.Jika sampai hati kembali bengkak,akibatnya akan sangat fatal bagi karier saya. Mendengar penjelasan itu,saya jadi kepikiran dan akhirnya mengurungkan niat saya untuk berolahraga,”ungkap pemain asal Manado ini. Kepastian mengenai belum normalnya kondisi Firman dibenarkan oleh Asisten Pelatih SFC Kashartadi.

Menurut pelatih berlisensi A nasional ini,saat liburan kemarin dia sempat mampir dan tinggal sehari di rumah pemain bertinggi 166 cm ini. ’’Kebetulan sebelum ke Palembang saya sempat mampir ke rumah dia (firman).Dari penjelasannya dan dokter yang menangani, sampai saat ini kondisi Firman memang belum pulih 100%,”ungkap Kashartadi. ”Meskipun jika dilihat secara fisik,dia sudah mulai membaik.Firman juga masih dilarang untuk melakukan latihan apa pun dan tetap diminta istirahat total,” tandasnya. ● yopie cipta raharja