Senin, 30 Mei 2011

Gerakan Teror Bersumber dari NII

INILAH.COM, Jakarta - Aksi teror yang terjadi di Indonesia terutama sejak 2004 ditengarai bersumber dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Jaringan NII juga tersebar di 15 provinsi di Indonesia. Meski demikian, kematian Osama sulit menjadi pemicu aksi teror di Indonesia.
Mantan Mantiq III Jamaah Islamiyah Nasir Abbas menyebutkan akar masalah teror di Indonesia bersumber dari NII. Dia menyebutkan sejak peristiwa bom Kuningan pada 2004 keterlibatan NII sudah terjadi. "Saat itu kolaborasi Rois alias Iwan Darmawan dengan Noordin M Top menyusul Bom Bali II, aksi bom 2005 dan 2009," ujarnya dalam diskusi di DPD RI, Jakarta, Jumat (6/5/2011).
Nasir Abbas sendiri mengaku pernah bergabung dengan NII pada 1987 langsung berangkat ke Afghanistan. Dia menyebutkan aksi teror yang dilakukan kelompok Jamaah Islamiyah tidak akan berhasil tanpa sokongan kelompok di Indonesia. "Noordin M Top dan kawan-kawan tidak bisa bergerak tanpa dukungan dari kelompok di Indonesia yakni NII," ungkapnya.
Mantan pengikut NII Al-Chaidar menyebutkan NII memiliki basis yang cukup banyak di wilayah Indonesia. Sedikitnya 14 provinsi yang menjadi basis gerakan NII di Indonesia. "Daerah basis NII cukup banyak yakni di Aceh, Sumut, Padang, Riau, Palembang, Jabar, Banten, Jateng, Jatim, Lombok, Sulsel, Sulteng, Sulut, Maluku, dan Maluku Utara," paparnya.
NII juga memiliki faksi yang beragam. Sedikitnya terdapat 14 faksi yang dimiliki NII. Tujuh faksi di antaranya yang mendorong aksi kekerasan dan tujuh faksi sisanya tidak mau terlibat kekerasan. Sedikitnya 35 ribu anggota NII dari lintas faksi di Indonesia. "Mereka ingin mempertahankan kemerdekaan NII pada 7 Agustus 1949," jelas Al-Chaidar.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai menampik anggapan bila terorisme terkait dengan kemiskinan dan ketidakadilan. Menurut dia, kemiskinan ada sejak kehidupan manusia muncul. Begitu pula ketidakadilan ada dimana-mana. "Tapi tidak semua orang yang tidak diperlakukan tidak adil kemudian menjadi teroris. Yang menjadi pemicu utamanya adalah faktor agama," katanya.
Terkait keterlibatan NII dalam berragam aksi teror di sejumlah daerah di Indonesia, Ansyaad membenarkan. Dia mencontohkan tersangka teroris Bom Serpong Pepi Fernando merupakan kader NII Wilayah Sumatera Pimpinan Abu Kholis. "Pepi bukan terjun bebas, ternyata dia termasuk salah satu kelompok pemimpin NII Wilayah Sumatera Abu Kholis. Ditambah sumber buku dan internet," paparnya.
Meski demikian, Nasir Abbas mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan kematian Osama akan menjadi pemicu aksi terorisme di Indonesia. Menurut dia, momentum kematian Osama yang berdekatan dengan aksi bom buku, bom masjid dan bom Serpong justru menguntungkan bagi bangsa Indonesia.
"Indonesia diuntungkan dengan kondisi belakangan, bom buku, masjid serpong, isu penculikan, sehingga masyarakat secara total siaga. Ini akan mempersempit ruang gerak mereka," tegasnya seraya menyebutkan tidak akan ada efek yang besar pasca tewasnya Osama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar