Senin, 30 Mei 2011

Standar Operasi Antiperompakan TNI AL Dapat Pengakuan AS

JAKARTA--MICOM: Amerika Serikat (AS) dan Indonesia akhirnya merampungkan latihan gabungan di perairan Selat Sunda pada Minggu (29/5). Simulasi antiperompakan menjadi salah satu agenda Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) ke-17. Menurut komandan 'Negeri Paman Sam', TNI Angkatan Laut (AL) sudah cukup siap untuk bergabung ke dalam pasukan gabungan antilanun di Somalia.

"Saya optimis Indonesia bisa bergabung ke dalam komando pasukan gabungan di perairan Somalia, pasukan gabungan 151," Komodor (Kolonel) Gugus Pasukan 73.1 US Navy David Welch, pada konferensi pers di kapal perusak (destroyer) USS Howard di perairan Selat Sunda, Minggu (29/5).

Welch bertugas mengomandani tiga kapal perang AS yaitu USS Howard, USS Ruben James, dan USS Tortuga. Ia mengatakan TNI AL sudah mengikuti seluruh prosedur penyelamatan warga sipil di dalam latihan antipembajakan kapal.

Wakil Komandan Latihan CARAT-17 TNI AL (Letkol) Gandawilaga menyatakan belum ada rencana bergabung dengan komando pasukan gabungan 151 di Somalia.

"Kita masih mau sharing (berbagi) pengalaman dulu," ujar Gandawilaga kepada para wartawan.

Simulasi antiperompakan dilakukan di KRI Imam Bonjol pada Sabtu (29/5) siang. Dalam waktu dua hingga tiga jam, sembilan personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL yang menggunakan sekoci berhasil mengamankan satu pistol dan beberapa senjata laras panjang.

"Mereka sudah mengikuti seluruh prosedur yang biasa US Navy lakukan saat menghadapi perompak, tidak jauh berbeda," ujar Welch yang didampingi kapten kapal USS Howard, Letkol Andree Bergmann.

Sedikitnya 20 negara telah bergabung dengan komando tersebut, yaitu AS, Malaysia, China, Singapura, Korea Selatan, Jepang, Italia, Prancis, dan Inggris. Sejak 2008, pasukan gabungan itu menguasai titik tertentu dan bertugas mengawal setiap kapal niaga yang akan melewati Somalia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar